Artificial Intelligence
(AI) adalah kecerdasan buatan yang dikembangkan semenjak adanya
keberadaan komputer di dunia. AI pada secara garis besar merupakan
kemampuan suatu benda buatan untuk berpikir logis dan mengomputasikan
suatu perintah. Seiring berkembangnya zaman AI semakin berkembang dan
berguna di berbagai bidang, sebagai contoh di program computer, beberapa
robot canggih, dan video game.
Sekarang, AI sudah bisa meniru kecerdasan kognitif manusia seperti yang
diimplementasikan pada robot-robot canggih. Pencapaian ini adalah hal
yang luar biasa bagi perkembangan teknologi sains komputer, namun
beberapa ahli seperti Stephen Hawking, Bill Gates, dan Elon Musk
mengekspresikan kekhawatiran mereka akan ke arah mana AI akan
berkembang di dunia. Bisa jadi AI akan berkembang sampai di titik dimana
AI telah mencapai True Sentience.
Ketika hal itu terjadi AI sudah bukan lagi mesin melainkan makhluk yang
dapat berpikir dan berpendapat dan saat itu terjadi pula kita sudah
tidak bisa mengontrol mereka lagi sehingga keputusan yang mereka perbuat
akan diluar perkiraan manusia.
Menurut saya perkembangan AI di zaman Post-Modern
ini tidak berhenti sampai disini saja, malah mungkin AI akan
“disempurnakan” lagi. Dan apabila AI terus berkembang maka lambat laun
mereka akan mengerti keadaan mereka, mulai memperhatikan alam sekitar,
dan mulai bisa berpendapat. Saat mereka telah sempurna mereka tidak bisa
kita panggil lagi sebuah robot ataupun benda melainkan mereka adalah
makhluk sentien. Walaupun mereka tidak dapat bereproduksi layaknya
makhluk hidup yang bernafas, kondisi mereka yang dapat berfikir layaknya
manusialah yang membuat mereka bisa disebut makhluk. Tentu saja
pembuatan AI yang sempurna adalah sebuah pelanggaran moral karena
mereplikasikan Tuhan yang membuat makhluk. Untuk mengatasi ancaman AI
mencapai True Sentience adalah
dengan alat pengontrol kecerdasannya agar tidak melampaui batasan.
Dengan ini AI akan terus melayani manusia sebagai mana mestinya meskipun
mereka tidak secerdas manusia. Walaupun teknologi AI akan berhenti
disitu namun dengan itu ras manusia akan lebih aman dibanding dengan
terciptanya AI yang sempurna. Terkadang sebuah keingintahuan manusia
harus dibatasi demi kebaikan manusia itu sendiri.
sumber:
https://medium.com/ca-majalah-ganesha-2017/artificial-intelligence-ai-adalah-kecerdasan-buatan-yang-dikembangkan-semenjak-adanya-keberadaan-a13a48aad4c3